Bentuk implementasi kerjasama tersebut maka pada 2006 dikembangkan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang disebut sebagai Program Adiwiyata dengan tujuan untuk mewujudkan generasi peduli lingkungan. Program ini diarahkan kepada sekolah setingkat SD/MI (Madrasah Ibtidaiyah), SMP/MTs (MAdrasah Tsanawiyah), SMA/MA (Masdrasah Aliyah), dan SMK/MAK (Sekolah Menengah Kejuruan) dengan target sasaran 10% dari total sekolah di Indonesia atau 25.825 sekolah. Sekolah Adiwiyata harus dapat implementasi 4 indikator yaitu:
- Kebijakan berwawasan lingkungan;
- Kurikulum sekolah berbasis lingkungan;
- Kegiatan sekolah berbasis partisipatif;
- Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.
Sampai saat ini 6.400 sekolah yang telah mengikuti program Adiwiyata dan 1.161 telah mencapai kriteria Adiwiyata Nasional, 290 sekolah telah mencapai kriteria Adiwiyata Mandiri, 2 (dua) sekolah diantaranya mendapatkan Eco School Award di tingkat ASEAN masing-masing SD Tunjung sekar Malang dan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Pada tahun 2014, sebanyak 33 Provinsi mengusulkan 760 sekolah Adiwiyata. Setelah dilakukan berbagai tahapan evaluasi dan verifikasi lapangan, ditetapkankan 498 Sekolah Adiwiyata Nasional 2014 dari 30 provinsi.
Kegiatan hari ini juga sekaligus memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2014 yang bertema “Keanekaragaman Puspa dan Satwa Pesisir dan Laut untuk Ketahanan Pangan dan Pembangunan yang Berkelanjutan”. MenLHK menyampaikan, “Peringatan ini perlu terus dilakukan sebagai upaya perlindungan puspa dan satwa Indonesia terutama di pesisir dan laut. Sebagai negara maritim, Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang patut menjadi sumber ketahanan pangan”. Pemilihan Ikon Satwa Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan ikon Puspa Taka (Tacca leontopetaloides) adalah untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga dari kepunahan di habitat aslinya di alam Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menyerahkan penghargaan Satya Lencana Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2014 kepada 6 (enam) orang penerima Kalpataru yang secara konsisten menjaga kelestarian lingkungan sedikitnya selama 5 (lima) tahun terakhir. Selain itu, apresiasi diberikan MenLHK kepada Pemerintah Daerah Kabupaten yang berupaya melindungi dan melestarikan sumber daya alam hayati serta penanganan perubahan iklim secara insitu maupun exsitu melalui Program Menuju Indonesia Hijau(MIH) dan Program Kampung Iklim (PROKLIM).Program MIHbertujuan melakukan pengawasan dan mendorong kinerja pemerintah kabupaten dalam mempertahankan dan meningkatkan tutupan vegetasi, sementara PROKLIM bertujuan menggerakan kelompok masyarakat di desa/dusun untuk melakukan inisiatif lokal adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi masalah perubahan iklim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar